Rabu, 28 Februari 2018

Berapa banyak ide yang kita abaikan?




Seorang mahasiswa termenung memikirkan nasib studinya yang hampir berada di ujung tanduk. Ide-ide topik penelitian tugas akhir tak kunjung melintasi pikirannya. Semakin dia mencari ide, semakin buntu terasa. Rasanya waktu berputar semakin cepat, seolah-olah tak banyak lagi waktu yang tersisa untuk merealisasikan mimpinya menjadi sarjana. 
Banyak orang yang terhenti berbuat karena kehabisan ide. Bukannya tak ingin mencari, namun pencariannya yang tak kunjung berbuah hasil. Apakah begitu susah mencari sebuah ide?

Ide itu bukanlah dicari, tetapi ditemukan dalam aktivitas harian kita. Saat berkendara di jalan, tiba-tiba saja terlintas satu ide. Niat hati untuk menuliskannya, namun dengan dalih sedang sibuk atau tak sempat, ide tersebut terlewatkan. Lalu saat waktu luang ada, dicoba kembali merangkai ide-ide yang sempat muncul waktu itu, tapi kenyataannya ide tersebut tak mau kembali. Kalaupun dipaksakan, hasilnya tidak maksimal.

Begitulah pikiran kita mengenal sebuah ide, tanpa proses yang sistematis. Sifatnya insedentil. Jika kita sedikit lebih peka terhadap pikiran, dalam setiap aktivitas, selalu ada ide yang bermunculan, meskipun dengan proporsi yang berbeda. Betapa banyak orang yang menemukan ide kreatifnya ketika sedang mandi, berkendara, makan siang di kafe, nongkrong dengan teman, membuka Instagram, mengamati aktif orang lain dan sebagainya.

Ide cemerlang tanpa implementasi tidaklah lebih baik dari ide yang biasa-biasa saja namun dibarengi implementasi untuk merealisasikan ide tersebut. Ketika suatu ide muncul dalam pikiran kita, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meng-cover ide tersebut dengan implementasi atau aktivitas yang mendukung terlaksananya ide tersebut. Jangan lewatkan ide-ide yang terlintas dalam pikiran, karena dia belum tentu datang untuk kedua kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar